Selasa, 03 November 2009

DOKTERNYA KOLOR IJO




Pengaruh televisi bagi anak-anak sangat dahsyat. Bisa kita lihat banyak kaum remaja yang tidak bisa lepas dari tren yang ditayangkan televisi. Nah, demi mengantisipasi dampak negatif tayangan televisi, beberapa bulan terakhir di sudut kiri atas layar televisi termuat singkatan-singakatan SU (segala umur), BO (bimbingan orangtua), dan dewasa.
Saya mengalami sendiri pengaruh teve terhadap anak-anak ini. Anak saya tertua berumur 5 tahun (TK) dan yang kedua baru 8 bulan. Setiap menonton teve, anak tertua saya selalu bertanya kritis tentang maksud dari sebuah tayangan, baik itu film kartun, berita, maupun sinetron anak-anak.
Pertengahan tahun 2004 sedang gempar-gemparnya "kolor ijo" (celana hijau), sampai malah kemudian disinetronkan. Peran kolor ijo identik dengan pakaian hijau-hijau. Inilah yang terekam anak saya yang tertua.
Suatu saat adiknya sakit batuk dan panas. Teman saya memberi informasi bahwa dokter spesialis anak yang bagus ada di daerah Magoyudan, Solo. Maka, saya bawa anak bungsu saya ke sana.
Berempat kami sekeluarga pergi ke dokter pada praktik pagi hari. Setelah bel praktik saya pencet, tidak lama kemudian dokternya keluar. Belum sempat saya menyapa selamat pagi kepada dokter, anak tertua saya keburu nyeletuk. "Pak, dokternya kolor ijo." Saat itu juga saya langsung minta maaf kepada Pak Dokter atas ulah anak saya.
"Tidak apa-apa, Pak. Namanya juga anak kecil." Ah, lega saya.
Mengapa anak saya langsung berkomentar begitu? Tak lain tak bukan karena dokternya ketika praktik menggunakan pakaian yang biasa digunakan untuk masuk ruang perawatan intensif (ICU) atau bedah, yakni setelan hijau-hijau. Sementara rekaman di otak anak saya orang yang menggunakan pakaian seperti itu ya "kolor ijo".
Beruntung dokternya baik hati hehe ... (FX. Triyas Hadi Prihantoro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar